TEORI KURIKULUM
Teori merupakan satu set/sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian hal. Teori lahir dari suatu proses, menjelaskan suatu kejadian yang menunjukkan sifat universal.
Karakteristik pernyataan:
Besifat memadukan
Berisi kaidah-kaidah umum
Bersifat meramalkan
Fungsi teori:
Mendeskripsikan
Menjelaskan
Memprediksikan
Kurikulum: Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Teori kurikulum: Suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum.
Perkembangan Teori Kurikulum:
1. Franklin Bobbit (1918): kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlah kecakapan, diperoleh melalui pendidikan yakni penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi. Hal-hal tersebut merupakan tujuan kurikulum. Keseluruhan tujuan dan pengalaman menjadi bahan kajian teori kurikulum
2. Werrett W. Charlters (1923) setuju dengan konsep Bobbit tentang analisis kecakapan atau pekerjaan sebagai dasar penyusunan kurikulum. Char¬ters lebih menekankan pada pendidikan vokasional.
3. Tahun 1920 pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada anak. Isi kurikulum didasarkan pada minat dan kebutuhan siswa
4. Hollis Caswell: konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat kurikulum interaktif yang menekankan pada partisipasi guru
5. Tahun 1947: dirumuskan 3 tugas teori kurikulum:
1. Identifikasi masalah yang muncul dalam pengembangan kurikulum
2. Menghubungkan masalah dengan struktur yang mendukungnya
3. Meramalkan pendekatan di masa yang akan datang
6. Ralph W Tyler: 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum:
1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?
2. Pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?
3. Bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
4. Bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?
7. Beauchamp (1963): teori kurikulum berhubungan erat dengan teori-teori lain.
8. Othanel Smith: ada tiga sumbangan utama filsafat terhadap teori kurikulum, yaitu dalam:
1. merumuskan dan mempertimbangan tujuan pendidikan,
2. memilih dan menyusun bahan,
3. perluasan bahasa khusus kurikulum.
9. James B. McDonald (1964): 4 sistem dalam persekolahan yakni:
a. kurikulum,
b. pengajaran,
c. mengajar,
d. belajar
10. Beauchamp (1960 – 1965): 6 komponen kurikulum sebagai bidang studi:
1. Landasan kurikulum
2. Isi kurikulum
3. Desain kurikulum
4. Rekayasa kurikulum
5. Evaluasi kurikulum
6. Penelitian dan pengembangan
11. Thomas L. Faix (1966) menggunakan analisis struktural-fungsional yang berasal dari:
a. biologi,
b. sosiologi,
c. antropologi untuk menjelaskan konsep kurikulum.
12. Alizabeth S. Maccia. (1965) menyimpulkan adanya empat teori kurikulum, yaitu:
1. Teori kurikulum (curriculum theory),
2. Teori kurikulum-formal (formal-curriculum theory),
3. Teosri kurikulum valuasional (valuational curriculum theory), dan
4. Teori kurikulum praksiologi (praxiological curriculum theory).
13. Mauritz Johnson (1967): membedakan kurikulum (tujuan) dengan proses pengembangan kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari pengajaran.
14. Jack R. Frymier (1967) mengemukakan tiga unsur dasar kurikulum, yaitu:
a. aktor,
b. artifak, dan
c. pelaksanaan.
Sumber/Landasan Penyusunan Kurikulum:
1. Bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang tua
2. Menjadi luas, meliputi semua unsur kebudayaan
3. Bersumber pada anak: kebutuhan, perkembangan, dan minat
4. Berdasarkan pengalaman kurikulum yang sebelumnya
5. Nilai (value), dapat merupakan sumber penentuan keputusan yang dinamis
6. Kekuasaan sosial dan politik
Sub Teori Kurikulum:
1. Desain Kurikulum, merupakan pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar. Dua dimensi penting desain kurikulum yakni:
a. Substansi
b. Model pengorganisasian
Menurut Beauchamp, kurikulum mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
kurikulum merupakan dokumen tertulis,
berisi garis-garis besar rumusan tujuan,
isi atau materi ajar,
Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum:
Pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan kurikulum, serta bagaimana mengadakan penyemprunaan-penyempurnaan berdasar¬kan masukan dari pengalaman.
Kedua kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun sistem
pelaksanaannya.
2. Rekayasa Kurikulum
Proses memfungsikan kurikulum di sekolah/upaya agar kurikulum berfungsi.
Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal, yaitu:
a. Bidang pelaksanaan proses rekayasa
b. Keterlibatan personal dalam proses pelaksanaan kurikulum
c. Tugas dan prosedur perencanaan kurikulum
d. Tugas dan prosedur pelaksanaan
e. Tugas dan prosedur evaluasi
Prinsip Pengembangan Teori Kurikulum:
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian kejadian yang dicakupnya.
2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-sumber pangkal tolaknya.
3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik dari desain kurikulumnya.
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut.
5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses penyempurnaannya.
Konsep Kurikulum:
1. Berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan
2. Bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianut
Dalam arti sempit: Kumpulan mata pelajaran/bahan ajar yang harus disampaikan guru
Dalam arti luas: Lebih menekankan pada pengalaman
Kurikulum dipandang sebagai tujuan
Mauritz Johnson membedakan antara kurikulum dengan pengajaran.
Interaksi siswa dengan lingkungan disebut pengajaran sedangkan rentetan hasil belajar yang diharapkan (tujuan) disebut kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan/rencana
Menurut Mac Donald, sistem persekolahan terbentuk atas 4 subsistem:
Mengajar kegiatan profesional guru
Belajar upaya siswa sebagai respon
Pengajaran interaksi belajar mengajar
Kurikulum rencana sebagai pedoman
Menurut Beauchamp, kurikulum dibedakan sebagai rencana tertulis, dan kurikulum fungsional.
Menurut Taba, perbedaan kurikulum dengan pengajaran terletak pada keluasan cakupan.
Kurikulum sebagai bidang studi
Merupakan penerapan dari teori-teori kurikulum, hasil pengkajian dan pengembangan para ahli kurikulum.
Menurut Zais: kurikulum sebagai bidang studi mencakup:
Batasan/jarak/cakupan subject matter, Prosedur Pengembangan dan praktek.
Menurut Beauchamp: teori kurikulum adalah sekumpulan pernyataan yang berhubungan yang memberi arti terhadap kurikulum sekolah dengan titik beratnya pada hubungan antar elemen, perkembangan, penggunaan, dan evaluasi.
a. Cakupan bidang studi:
Konsep kurikulum
Penentuan
Penggunaan
Pengembangan
Disain
Evaluasi
b. Kurikulum sebagai rencana:
Tujuan
Bahan
Kegiatan
Alat
Waktu
c. Sistem kurikulum :
Penentuan kebijakan
Susunan personalia
Prosedur pengembangan
Penerapan
Evaluasi dan penyempurnaan
d. Fungsi :
Menghasilkan kurikulum sebagai dokumen tertulis
Menjaga kurikulum tetap dinamis
Kurikulum sebagai suatu sistem:
Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
Kurikulum:
1. Mengindikasi rencana untuk mendidik siswa.
2. Merupakan bagian dari ruang lingkup kajian kurikulum dan berisikan komponen-komponen kurikulum.
3. Identifikasi ruang lingkup kajian.
4. Merupakan substansi/subject matter dalam bidang kurikulum.
5. Berbagai proses yang terdapat dalam kurikulum seperti pengembangan kurikulum, perubahan kurikulum.
a. Curriculum as program of studies
b. Curriculum As Course Content
c. Curriculum as planned learning experience
d. Curriculum as experiences had under the auspices of the school
e. Curriculum as a structured series of intended learning outcomes
f. Curriculum as a written plan for action
Menurut hilda taba (1962) dilema tentang definisi kurikulum terjadi karena tidak dapat meletakkan posisi antara dua kutub.
Kurikulum Subjek Akademis:
Sumber: Pendidikan Klasik (filsafat perenialisme, esensialisme)
1. Orientasi masa lalu
2. Asumsi: ilmu, nilai, budaya telah solid
3. Tugas pendidikan memelihara dan mewariskan ilmu, nilai budaya
4. Guru adalah ekspert dan model
Karakteristik kurikulum subjek akademis:
1. Kurikulum menekankan isi/materi ajaran
2. Isi kurikulum berasal dari disiplin ilmu (solid-sistematis)
3. Peranan guru sangat dominan
4. Penyajian: ekspositori dan inkuiri
Pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis
1. Pendekatan berdasarkan struktur pengetahuan
2. Pendekatan bersifat integratif (integrated curriculum)
• Tema yang membentuk kesatuan (unifying theme)
• Menyatukan beberapa disiplin ilmu (contoh social studies)
• Menyatukan berbagai metode belajar
3. Pendekatan fundamentalis
• Mata pelajaran membaca menulis berhitung
• Mata pelajaran lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis
Kurikulum Humanistik:
Sumber: Pendidikan Pribadi (filsafat eksistensialisme)
1. Orientasi ke masa sekarang
2. Asumsi: anak punya potensi
3. Pendidikan ibarat bertani
4. Guru adalah psikolog, bidan, motivator, fasilitator
Karakteristik kurikulum humanistik:
1. Siswa adalah subjek, punya peran utama
2. Isi/bahan sesuai minat/kebutuhan siswa
3. Menekankan keutuhan pribadi
4. Penyampaian: discovery, inquiry, penekanan masalah
Kurikulum Konfluen:
Menurut Gestalt, kurikulum konfluen menekankan keutuhan pribadi, individu merespon secara utuh (pikiran, perasaan, tindakan)
Ciri-ciri:
o Partisipasi
o Integrasi
o Relevansi
o Pribadi anak
o Tujuan: mengembangkan pribadi yang utuh
Metode belajar konfluen:
• Mengidentifikasi topik/tema yang mengandung self-judgment
• Materi disampaikan dalam bentuk open-ended
Kurikulum Teknologis:
Sumber: Pendidikan Teknologis (filsafat realisme)
1. Orientasi ke masa sekarang dan yang akan datang
2. Menekankan kompetensi
3. Kompetensi diuraikan menjadi perilaku yang dapat diamati
4. Peranan guru tidak dominan (dapat diganti alat-alat teknologi)
5. Pendidikan bersifat ilmiah (science, experimental, terukur)
6. Pendidikan merupakan sistem
Karakteristik kurikulum teknologis:
1. Tujuan dirinci menjadi objektif
2. Menekankan isi (uraian kompetensi)
3. Desain pengajar disusun sistemik (menggunakan analisis approach)
4. Isi disajikan dalam media tulis dan elektronik
5. Evaluasi menggunakan tes objektif
Kurikulum Rekonstruksi Sosial:
Sumber: Pendidikan Interaksional (filsafat pragmatisme)
1. Orientasi ke masa lalu dan sekarang
2. Asumsi: manusia mahluk sosial
3. Menekankan pemecahan problema masyarakat
4. Tujuan pendidikan: pembentukan masyarakat lebih baik
5. Pendidikan adalah kerjasama: interaksi guru-siswa-siswa
Karakteristik kurikulum rekonstruksi sosial:
1. Tujuan pemecahan masalah masyarakat
2. Isi kurikulum: problema dalam masyarakat
3. Metode mengajar kooperatif/gotong royong/kerja kelompok
4. Guru dan siswa belajar bersama
No comments:
Post a Comment